Langsung ke konten utama

Taktik dan strategi dalam negosiasi

Ada banyak taktik dan strategi dalam negosiasi, jika anda memiliki kecakapan selama proses negosiasi berlangsung,itu akan menjadi keuntungan bagi anda.

Pernahkah anda pernah merasakan suasana tidak nyaman duduk dengan seseorang, pembicaraan yang jauh dari kata sepakat,bahkan lawan bicara anda cenderung pasif pendiam dan anda merasakan situasi itu begitu membosankan. Pasti anda tidak menginginkan proses negosiasi model seperti ini terjadi, mencekam dan bosan.

Dari kebiasaan ini, agar anda terhindar dari situasi tersebut, untuk itu anda mesti mampu memicu hasrat dan membuka point penting kebutuhan lawan bicara anda, lalu bagaimana caranya?

Sederhana saja, Ajukan pertanyaan.

Mengapa harus dengan pertanyaan,jawabannya juga sederhana, agar anda bisa mengeksplorasi dan melihat fakta yang dibutuhkan lawan bicara

Teknik negosiasi dengan struktur Pertanyaan berkualitas 

Basa basi dan berpanjang lebar bermaksud untuk mencairkan suasana memang tidaklah salah, tetapi ini tidak efektif dan sebisa mungkin dihindari. Karena konteksnya masih tahap awal melakukan hubungan, hindari terlalu berlebihan atau bertubi tubi memberikan pertanyaan panjang.
Misalnya contoh teks negosiasi 2 orang secara sederhana
 "mengapa membeli rumah daerah sini, padahal kan jauh dari tempat kamu bekerja?"

Coba di hitung,sudah berapa kalimat keluar sia sia, ada lebih dari 9 kalimat.
lalu apa yang terbaik? "Mengapa beli rumah disini" itu sudah cukup,biarkan yang mendengar menjawab panjang lebar.

Lain halnya jika ini bukan dikonteks negosiasi, tapi sedang merayu, nah,kalau ini ceritanya ,memang mesti anda buat panjang,karena semakin panjang maka semakin ok.

Tahapan teknik negosiasi yang efektif biasanya dilakukan dengan cara masuk ke cara berfikir mereka seolah olah anda bisa melihat apa yang mereka lihat bahkan mereka rasakan, dengan cara sederhana .

Pada tahap ini,di situlah kita mulai membangun impian atau visi dalam pikirannya sehingga mereka bisa mulai membuat keputusan.

Anak kecil, Teknik negosiasi dan persuasi

Agar lebih mudah merumuskan pertanyaan yang bagus kita dapat masuk sementara ke pola pikir anak, tentunya setelah kita memiliki model yang solid tentang cara kerjanya.
Anak-anak mungkin bukanlah seorang negosiator yang cerdas, tetapi kita bisa mengambil pelajaran berharga dari mereka. Rasa ingin tahu seorang anak di tahun-tahun awal tumbuh kembangnya membuat mereka selalu penasaran dan spontan bertanya tentang segala sesuatu hal.

Dengan pertanyaan-pertanyaan lah ini dapat membantu mereka memahami dunia yang terbentuk di sekitarnya. Sayang sekali kita cenderung kehilangan percikan gairah rasa penasaran itu saat beranjak dewasa. Mengapa ini terjadi?

Warren Berger, seorang penulis A Beautiful Question, menjelaskan:
“Studies show we tend to hit our questioning peak around age 4 or 5, and then ask fewer questions as we get older. Not that we’ve lost the ability to question — we don’t exercise it as much. Teachers and bosses generally want answers, not questions.
How to Cultivate the Art of Asking Good Questions Warren Berger, Wall Street Journal.

Kalau saya permudah bahasannya.
kita cenderung mencapai puncak rasa penasaran atau rasa ingin tahu yang tinggi ketika pada saat usia 4 sampai 5 tahun, dan kemudian memberi sedikit pertanyaan seiring bertambahnya usia.

Hal tersebut terjadi bukan karena kita kehilangan kemampuan untuk bertanya – hanya saja kita jarang melatihnya. Biasanya kita lebih banyak menghabiskan sebagian besar kehidupan masa dewasa dengan lebih terbiasa memberikan "jawaban" dan bukan karena terpicu rasa penasaran untuk bertanya. Alasan ini juga yang membuat kebanyakan orang mengalami kesulitan untuk mencari tahu apa yang harus ditanyakan atau bagaimana mengatakannya.

Contoh pertanyaan klasik yang sering diajukan oleh anak-anak, "Mengapa langit biru?"
Satu-satunya anggapan mereka bahwa yang ditanya juga sedang melihat langit biru.

Kontras dengan pertanyaan, “Kamu tahu mengapa langit berwarna biru, bukan?”
Perhatikan bagaimana pendengar cenderung memaknainya dengan memberikan jawaban yang berbelit belit dan rentan salah.

Pertanyaan seorang anak biasanya dimulai secara interogatif, atau apa yang sering disebut "5W dan 1H": apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana.

Dalam bernegosiasi, jika Anda mulai mengajukan pertanyaan dengan menggunakan pedoman “5w 1h” , seringnya akan mengundang jawaban yang lebih baik dan detail.

Sekarang kita bandingkan ketika kita memulai dengan pertanyaan.
"Apakah kamu punya uang 100 ribu?"
"Apakah kamu akan menghadiri reuni minggu depan?"
"Apakah ini satu-satunya cara yang harus dilakukan?"

Pertanyaan-pertanyaan ini dapat dijawab dalam satu kata, dan biasanya ya, tidak, atau mungkin.
Meskipun jawaban satu kata tidak terlalu berguna dalam fase deteksi Teknik negosiasi, tapi kita bisa melanjutkan lagi dengan pertanyaan berikutnya.

Dari mempelajari anak-anak, kita dapat menarik kesimpulan bahwa

Pertanyaan yang baik memiliki mesti tiga kualitas penting:

-Mereka tidak mengarahkan atau mengelabui. Jika pertanyaan kita menyarankan agar mencari jawaban tertentu, pihak lain akan memenuhi harapan itu atau menolaknya.
-Mereka memulainya dengan interogatif, seperti siapa, apa, di mana, kapan, mengapa atau bagaimana. (Tips: minimal gunakan kata "mengapa".)
-Pertanyaan singkat/ pendek. Semakin sedikit kata, semakin baik. Semakin banyak kata dalam pertanyaan,hal ini hanya menambah kebingungan atau menambah harapan tentang apa jawaban yang seharusnya.

Kesimpulan

Pertahankan mode pertanyaan sesingkat mungkin, jika pertanyaan
terlalu panjang,sebaiknya dipecah menjadi bagian kecil lalu
sederhanakan dengan maksimal 5 kalimat pendek,jika anda bisa membuat menjadi 3 kalimat,itu lebih baik lagi.

Dengan memodel cara berfikir seperti ini, kita akan dapat mengumpulkan informasi yang berguna.
Pertanyaan-pertanyaan berkualitas memungkinkan kita melihat realitas lawan bicara dan membangun impian di benak pihak lain, sebelum akhirnya kita bisa melangkah melanjutkan dengan teknik negosiasi berikutnya dengan tujuan agar mereka bisa membuat keputusan yang berdampak positif pada kita.

Komentar